DEWAPETIR33 DAFTAR Secrets
DEWAPETIR33 DAFTAR Secrets
Blog Article
Tetrads – Representasi dari keutuhan yang terkadang berkorespondensi dengan empat titik mata angin dan diwakili oleh Empat Putra Horus. Keseimbangan adalah konsep yang penting bagi bangsa Mesir kuno dan angka-angka dua, empat dan delapan merupakan representasi dewa yang signifikan (seperti halnya tiga, enam dan Sembilan).
Proteus, dewa laut tua yang bisa meramal dan berubah bentuk, juga merupakan gembala dari ternak anjing laut milik Poseidon
Mut menjaga orang-orang hidup dan, di Mantra 164 dalam Kitab Kematian, digambarkan sebagai penyelamat jiwa-jiwa yang terperangkap oleh iblis di dunia akhirat. Mut juga merupakan pelindung suci raja dan negara yang memanggang para konspirator dan pengkhianat di perapian yang menyala-nyala.
Mantra ini terkenal sebagai ‘Mantra dari Dua Belas Gua’ dan disebutkan adanya persembahan yang harus ditinggalkan untuk dewa-dewi ini. Bangsa Mesir meninggalkan mangkuk-mangkuk persembahan di gua-gua untuk para dewa-dewi ini.
Bangsa Mesir kuno paling takut akan ketidakberadaan melebihi hal-hal yang lain. Kehidupan setelah mati mereka adalah cerminan kehidupan mereka di bumi, meyakinkan mereka akan keberadaan mereka jika para dewa memutuskan mereka layak mendapatkannya.
Citranya diperhalus oleh dewa-dewa lain yang menunjukkan sisi lembut dan cinta damainya sebagai dewa pemeras anggur dan lebih diperhalus lagi saat dia diasosiasikan dengan minyak wangi dan parfum.
Heka – Salah dari yang paling tua dan paling penting di antara para dewa dan dewi Mesir. Heka adalah dewa pelindung sihir dan obat-obatan namun juga merupakan sumber kekuatan purba di alam semesta. Heka sudah ada sebelum dewa-dewi yang lain dan hadir saat penciptaan; meskipun, di mitos yang belakangan, Heka dipandang sebagai putra Menhet dan Khnum dan merupakan bagian dari tiga serangkai dari Latopolis. Dewa Heka digambarkan sebagai seorang laki-laki yang membawa tongkat dan pisau. Pendeta-pendeta Heka adalah para tabib.
Daftar dewa dan dewi Mesir kuno berikut ini berasal dari berbagai karya mengenai subjek yang tercantum di bawah dalam daftar pustaka. Setiap usaha sudah dilakukan membuat daftar yang komprehensif, akan tetapi dewa-dewi regional yang minor tidak dimasukkan jika peran mereka tidak read more pasti atau jika mereka bertransformasi menjadi dewa-dewi besar. Namun jika ada dewa yang berevolusi dari dewa kecil menjadi dewa besar, hal ini dicatat.
Kemudian saat dia sudah cukup umur, dia bertarung dengan pamannya untuk kerajaannya dan menang – mengembalikan tatanan pada negeri. Raja-raja Mesir, dengan beberapa pengecualian, semuanya mengaitkan diri mereka dengan Horus saat masih hidup dan dengan Osiris saat sudah meninggal. Raja Mesir dianggap sebagai inkarnasi hidup Horus dan melaluinya sang dewa memberikan semua hal baik kepada bangsanya. Biasanya Horus digambarkan sebagai pria dengan kepala elang tapi diwakili oleh banyak gambaran berbeda. Simbolnya adalah Mata Horus dan burung elang.
Dia dipandang lebih sebagai penyeimbang untuk dewa-dewa seperti Osiris dan Horus yang melambangkan semua hal yang baik dan terpuji, kesuburan, vitalitas dan keabadian. Established paling dikenal sebagai pembunuh pertama di dunia dalam Mitos Osiris, di mana dia membunuh saudara laki-lakinya untuk mengambil alih takhta. Isis membangkitkan lagi Osiris, namun karena Osiris tidak lagi utuh, dia turun ke dunia dunia akhirat sebagai Penguasa Dunia akhirat. Isis melahirkan putra Osiris, Horus, yang tumbuh untuk menantang Set demi takhta. Pertarungan mereka, yang berlangsung selama delapan puluh tahun, dideskripsikan di dalam teks Persaingan Horus dan Set. Dalam salah satu versi, pertarungan ini diselesaikan oleh Isis, sementara dalam versi lain oleh Neith, dengan Horus dideklarasikan sebagai raja yang sah dan Established dibuang ke gurun.
Mereka menggambari perisai-perisai mereka dengan gambar Bastet dan menempatkan hewan-hewan di barisan terdepan karena tahu bangsa Mesir akan lebih memilih menyerah daripada menyinggung dewi mereka. Bastet digambarkan sebagai seekor kucing atau seorang wanita dengan kepala kucing dan pusat pemujaan utamanya berada di Bubastis.
Tempat ini adalah refleksi langsung akan kehidupan manusia di bumi di mana mereka melanjutkan segalanya seperti sebelumnya tapi tanpa adanya penyakit, kekecewaan atau ancaman kematian.
Kunci penting kebudayaan Mesir adalah ma’at – harmoni dan keseimbangan – yang diwakili oleh dewi dengan nama yang sama dan bulu burung unta putihnya; dan adalah Heka yang memperkuat Ma’at seperti yang dia lakukan untuk dewa-dewi lainnya.
Jiwa-jiwa dari Pe digambarkan sebagai pria-pria berkepala elang dan jiwa-jiwa dari Nekhen digambarkan berkepala jakal. Keduanya bisa dilihat pada inskripsi-inskripsi di kuburan-kuburan para raja untuk menghormati kedatangan raja yang sudah meninggal di dunia akhirat.